Catatan Pribadi Tentang Pandemi Covid19 di Indonesia: New Normal
Tiga bulan lebih virus Sar-Cov 2 menyebar dan terus menginfeksi masyarakat Indonesia. Penderita covid19 hari ini hampir mecapai 30rb jiwa. Grafik pertambahan orang dengan positif Covid19 masih terus meningkat, belum ada tanda grafik akan melandai. Apalagi setelah aktivitas manusia saat ramadhan dan idul fitri yang sulit terbendung, penambahan pasien positif covid19 kemungkinan akan masih terus meningkat hingga dua minggu ke depan.
Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ternyata hanya menekan penyebaran virus di beberapa daerah saja. PSBB yang membuat banyak orang seharusnya beraktivitas di rumah saja ternyata masih belum menekan secara signifikan jumlah pasien positif Covid19. Pemerintah pastinya sudah menghitung dan merumuskan strategi yang akan dilakukan dalam kehidupan selama pandemi ini. Dua minggu terakhir santer desas desus akan diberlakukan kebebasan kembali untuk masyarakat dalam beraktivitas. Beberapa kalangan menilai pemerintah mencoba mengaplikasikan herd immunity. Herd immnunity atau kekebalan kelompok ini katanya dengan membiarkan masyarakat beraktivitas normal dan terinfeksi virus corona, sehingga diharapkan orang-orang yang terinfeksi ini akan kebal terhadap virus penyebab covid19 dan dicapailah kekebalan kelompok.
Herd immunity ini jelas ditentang oleh kalangan-kalangan tertentu terutama tim medis, karena dengan menerapkan herd immunity ini maka separuh dari masyarakat Indonesia bisa terinfeksi virus ini. Artinya, akan banyak pasien yang butuh perawatan di rumah sakit. Dengan adanya PSBB saja jumlah pasien positif terus meningkat tajam, tidak terbayangkan jika PSBB ini selesai dan dicabut.
Kehidupan memang seharusnya terus diperjuangkan, terutama dimasa pandemi ini. Dengan pembatasan sosial tersebut banyak aspek kehidupan yang terganggu dan bahkan collapse. Pemerintah menepis istilah herd immunity tapi menggaungkan tatanan kehidupan normal baru (new normal life). Awalnya saat new normal kantor dan sekolah akan dibuka, namun ternyata sekolah tetap dilaksanakan dari rumah.
Selama kehidupan normal baru ini, masyarakat usia kerja dapat melakukan aktivitas atau bekerja dari kantor dengan memperhatikan protokol kesehatan selama pandemi. Protokol tersebut diantaranya dengan menggunakan masker, melakukan physical distancing dengan jarak 2 meter, sering mencuci tangan, memperhatikan asupan nutrisi dan menjaga kebersihan badan dan lingkungan sekitar dan lain sebagainya.
Dengan diberlakukannya tatanan kehidupan baru seperti ini diharapkan beberapa aspek kehidupan di Indonesia lebih membaik, terutama stabilitas ekonomi dan sosial. Menurut saya pelaksanaan PSBB sebelumnya juga sudah cukup bagi masyarakat untuk terbiasa melakukan protokoler kesehatan selama pandemi. Hal terpenting dan membuat saya bersyukur dari ketetapan pemerintah untuk memberlakukan new normal ini adalah tetap menginstruksikan sekolah dilakukan dari rumah. Sehingga anak-anak bisa terlindungi dari infeksi virus corona ini. Masih banyak PR yang harus kita selesaikan sebenarnya, salah satunya nasib guru honorer atau swasta saat aktivitas sekolah masih dilakukan dari rumah. Karena sebagian sekolah bahkan kehilangan dana pemasukan untuk gaji guru dan karyawan. Selain itu, efisiensi belajar dari rumah belum ada aturan baku yang bisa dilakukan. Bahan ajar ataupun media belajarpun masih sulit menjangkau semua siswa dari berbagai lapisan masyarakat.
Semoga pandemi ini segera berakhir, kehidupan kembali tertata dengan baik, bahkan lebih baik dari sebelum masa pandemi, masyarakat akan lebih peduli akan kesehatan dan kebersihan lingkungan💚💚💚.
Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ternyata hanya menekan penyebaran virus di beberapa daerah saja. PSBB yang membuat banyak orang seharusnya beraktivitas di rumah saja ternyata masih belum menekan secara signifikan jumlah pasien positif Covid19. Pemerintah pastinya sudah menghitung dan merumuskan strategi yang akan dilakukan dalam kehidupan selama pandemi ini. Dua minggu terakhir santer desas desus akan diberlakukan kebebasan kembali untuk masyarakat dalam beraktivitas. Beberapa kalangan menilai pemerintah mencoba mengaplikasikan herd immunity. Herd immnunity atau kekebalan kelompok ini katanya dengan membiarkan masyarakat beraktivitas normal dan terinfeksi virus corona, sehingga diharapkan orang-orang yang terinfeksi ini akan kebal terhadap virus penyebab covid19 dan dicapailah kekebalan kelompok.
Herd immunity ini jelas ditentang oleh kalangan-kalangan tertentu terutama tim medis, karena dengan menerapkan herd immunity ini maka separuh dari masyarakat Indonesia bisa terinfeksi virus ini. Artinya, akan banyak pasien yang butuh perawatan di rumah sakit. Dengan adanya PSBB saja jumlah pasien positif terus meningkat tajam, tidak terbayangkan jika PSBB ini selesai dan dicabut.
Kehidupan memang seharusnya terus diperjuangkan, terutama dimasa pandemi ini. Dengan pembatasan sosial tersebut banyak aspek kehidupan yang terganggu dan bahkan collapse. Pemerintah menepis istilah herd immunity tapi menggaungkan tatanan kehidupan normal baru (new normal life). Awalnya saat new normal kantor dan sekolah akan dibuka, namun ternyata sekolah tetap dilaksanakan dari rumah.
Selama kehidupan normal baru ini, masyarakat usia kerja dapat melakukan aktivitas atau bekerja dari kantor dengan memperhatikan protokol kesehatan selama pandemi. Protokol tersebut diantaranya dengan menggunakan masker, melakukan physical distancing dengan jarak 2 meter, sering mencuci tangan, memperhatikan asupan nutrisi dan menjaga kebersihan badan dan lingkungan sekitar dan lain sebagainya.
Dengan diberlakukannya tatanan kehidupan baru seperti ini diharapkan beberapa aspek kehidupan di Indonesia lebih membaik, terutama stabilitas ekonomi dan sosial. Menurut saya pelaksanaan PSBB sebelumnya juga sudah cukup bagi masyarakat untuk terbiasa melakukan protokoler kesehatan selama pandemi. Hal terpenting dan membuat saya bersyukur dari ketetapan pemerintah untuk memberlakukan new normal ini adalah tetap menginstruksikan sekolah dilakukan dari rumah. Sehingga anak-anak bisa terlindungi dari infeksi virus corona ini. Masih banyak PR yang harus kita selesaikan sebenarnya, salah satunya nasib guru honorer atau swasta saat aktivitas sekolah masih dilakukan dari rumah. Karena sebagian sekolah bahkan kehilangan dana pemasukan untuk gaji guru dan karyawan. Selain itu, efisiensi belajar dari rumah belum ada aturan baku yang bisa dilakukan. Bahan ajar ataupun media belajarpun masih sulit menjangkau semua siswa dari berbagai lapisan masyarakat.
Semoga pandemi ini segera berakhir, kehidupan kembali tertata dengan baik, bahkan lebih baik dari sebelum masa pandemi, masyarakat akan lebih peduli akan kesehatan dan kebersihan lingkungan💚💚💚.
Comments
Post a Comment